TASLABNEWS, ASAHAN – Isu fee yang diterima Syamsudin, Kepala Dinas PMD Asahan, dari kegiatan pelatihan tata boga, berkembang semakin liar. Kabar teranyar, fee yang menembus angka hampir Rp1,5 Miliar itu sebagian digunakan membuka usaha butik.
Usaha butik milik Syamsuddin. |
‘'Pertengahan April lalu, bagian depan rumahnya direnovasi untuk membuka usaha butik,''kata seorang warga jalan Lintas Kisaran – Air Joman, Sabtu (18/5/2019).
Rumah Syamsudin berada persis di pinggir jalan lintas Kisaran menuju Air Joman.
Butik yang baru selesai direnovasi itu pun sudah mulai beroperasi. Siang kemarin, suasana butik masih terlihat sepi. Butik ini hanya memajang pakaian khusus wanita dewasa. Belum ada satu pengunjung pun yang datang ke toko tersebut.
Berita terkait:
Penjaga butik yang coba ditanyai hanya mengaku biasa pengunjung datang sore hari.
Dari luar butik, pengunjung bisa melihat langsung pakaian yang diperjualbelikan.
“Sengaja dilapisi kaca saja agar pengunjung bisa melihat pakaian yang diinginkan dari luar,''kata penjaga toko tadi.
Ukuran butik tak terlalu luas. Ditaksir hanya berukuran 6×6 meter persegi.
Berdirinya butik ini kini malah dikaitkan dengan isu fee yang didapat Syamsudin dari Caleg Gerinda Langkat, Zulhijar.
Dari dua kegiatan pelatihan yakni tata boga dan kursus salon, otomotif dan lainnya, Syamsudin diisukan menerima fee lebih 1/5 miliar rupiah.
Dua kegiatan yang menyerap anggaran dana desa itu digelar di dua tempat berbeda, pada awal April hingga pertengahan April lalu. Kegiatan tata boga dibuat di Hotel Putra Mulia dan kursus salon di Gedung P4TK Jalan Setia Budi, Medan.
Untuk kegiatan tata boga, pesertanya mencapai 110 orang ibu-ibu, sementara kursus salon diikuti 70 peserta. Setiap peserta diwajibkan membayar Rp9.500.000.
Biaya pendaftaran ini konon didahulukan kades masing-masing peserta pelatihan.
‘'Janji cash back 1 juta dari pak kadis saja sampai sekarang tak pernah terealisasi,''kata seorang kades yang memohon namanya tidak dituliskan.
Berita lainnya:
Sementara Kadis PMD Syamsudin, hingga kemarin, masih belum mau buka mulut soal isu fee Rp1,5 Miliar yang menderanya.
Konfirmasi awal kepada wartawan, Syamsudin membantah menggelar kegiatan pelatihan tata boga dan kursus kecantikan di Medan. Padahal menurut seorang kades, kegiatan itu dibuka oleh Syamsudin.
Demikian juga saat pelatihan ini dikonfirmasikan kepada Diskominfo Kabupaten Asahan.
Kadis Kominfo, Rahmat Hidayat melalui Kabid Pemberitaan, Arbin Tanjung mengatakan PMD Asahan tidak ada melakukan pelatihan tersebut.
“Mungkin Dinas lain, Bang,” ujar Arbin singkat. (tim)