Sei Kepayang – Sedikitnya 400 hektar tanaman padi di Kampung Sei Loba yang terletak di Dusun VIII, IX dan X Desa Perbangunan, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan rusak kerena terserang penyakit.
Padi yang baru ditanam maupun yang sedang tumbuh mendadak mati meski sudah dialiri air dan diberikan pupuk. Akibatnya para petani mengeluh karena panen terancam gagal
Pantaun wartawan padi terlihat menguning dan tidak tumbuh seperti biasanya. Selain itu akibat musibah ini sebagian petani terlihat meninggalkan lahannya dan sebagian lagi masih berharap padi yang mereka tanam bisa tumbuh hidup dengan mencoba untuk menysip tanaman padi yang mati.
Menurut S Manurung (56), kejadian seperti ini sudah berlangsung selama tiga musim, namun musim ini yang terparah. Sebab bibit padi yang baru ditanam dua hari langsung mati mendadak, meskipun pengairan di sawah cukup.
“Bibit padi baru dua hari ditanam bisa mati, padahal pengairan sawah sudah mencukupi,” ujarnya.
Manurung mengaku tidak mengetahui pasti apa penyebab rusaknya padi yang ditanamnya.
Selain itu katanya akibat kejadian ini para petani merugi kerena biaya cukup besar dikeluarkan dalam mengelola sawah yang per hektarnya mencapai Rp10 juta. Sementara hasilnya tidak ada.
“Kami kebingungan mau berbuat apa supaya padi kami bisa bertahan hidup sampai musim panen,” paparnya.
Manurung meminta pemerintah untuk segera bertintak mengingat daerah tersebut salah satu lumbung padi di Kabupaten Asahan.
Sementara itu J Siallagan (40) Ketua Kelompok Tani setempat mengakui sudah menyampaikan keluhan petani tersebut kepada pemerintah setempat, bahkan dalam Musrenbang sudah dibahas tetapi belum juga ada tindakan.
“Dalam Musrenbang sudah pernah dibahas, namun tak kunjung dikasih solusi,” katanya dengan nada kesal.
Bahkan lanjutnya, Pemkab Asahan melalui dinas terkait sudah membawa sampel tanah untuk dicek di Lab, tetapi hasilnya belum ada disampaikan, dan selama ini terkesan hanya datang mengecek tanpa ada solusi.
“PPL hanya mengecek kelapangan tanpa ada solusi, terkesan tidak serius menanggapinya,” katanya.
Untuk itu mereka meminta pemkab Asahan memperhatikan nasib petani yang sudah merugi tiap musim, bahkan kebutuhan ekonomi sudah terancam mengingat bertani padi merupakan sumber mata pencaharian satu-satunya. (mag02/syaf)