Bertiana Hutagalung (35) yakni Fernando Pasaribu (40) yang diduga menjadi
korban Malpraktek, Sabtu (5/3) lalu merasa kesal. Ia merasa kesal karena kasus
yang menimpa almarhum istrinya lambat ditangani pihak kepolisian.
Pasaribu yang merupakan warga Kelurahan Aek Tolang, Kecamatan Pandan, Kabupaten
Tapanuli Tengah (Tapteng) dengan tegas meminta kepada Poldasu segera turun
tangan mengambil alih proses penyelidikan kasus dugaan Marlpraktek yang terjadi
terhadap istrinya.
sudah 2 bulan. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan atas laporan saya ini,
saya butuh keadilan, bukan butuh pengharapan,” katanya, Rabu (17/5).
Dijelaskannya, selama ini pihak kepolisian Polres Tapteng hanya bisa memberikan
janji-janji saja, dan minta agar saya selalu bersabar, tetapi sampai saat ini
tidak ada perkembangan atas penyelidikan kasus ini.
terang kasus atas laporan istri saya ini. Pak Kapoldasu saya mohon, tolong
bantu saya pak. Tolong periksa laporan saya ini, kenapa saya yang miskin ini
tidak bisa mendapat keadilan pak Kapolda,” tegasnya.
Fernando menerangkan, bahwa sebelumnya istrinya masuk Rumah Sakit atas penyakit
Demam Berdarah.
“Hari Jumat (4/3) istri saya masuk rumah sakit karena terjangkit malaria, dia
sempat nginap dan sudah agak sehat. Tapi, pada hari Sabtu istri saya disuntik
hingga mengakibatkan dadanya terasa sakit, trus dari mulut dan hidungnya keluar
cairan putih, hingga akhirnya dia meninggal. Makanya saya laporkan karena saya
pikir agak janggal ini kematian istri saya. Sebelumnya sudah sehat, tapi
setelah disuntik istri saya malah kejang-kejang,” ujar Fernando.
Hingga saat ini, Fernando masih terngiang-ngiang kata terakhir sebelum akhirnya
istri tercintanya itu menghembuskan nafas terakhir.
bahasa isyarat saja menunjuk dadanya, dadanya sangat sakit usai disuntik,
sempat bicara juga, apa yang kalian suntikkan sama saya, kenapa dada saya jadi
sesak,” kata Fernando menirukan ucapan istrinya. (syaf)